Memilih untuk tidak memiliki anak, atau yang sering disebut sebagai childfree, adalah sebuah pilihan hidup yang semakin banyak diambil oleh masyarakat modern saat ini. Namun, bagaimana pandangan agama Islam terhadap keputusan ini?
Dalam Islam, memiliki anak dianggap sebagai salah satu tugas penting bagi setiap pasangan suami istri. Anak yang lahir akan menjadi amal jariyah bagi orang tua, karena akan terus mendoakan mereka setelah meninggal dunia. Selain itu, memiliki anak juga dianggap sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT, karena dengan memiliki anak, pasangan suami istri telah memenuhi perintah agama untuk memperbanyak keturunan.
Namun, dalam Islam juga diakui bahwa ada beberapa kasus dimana seorang pasangan tidak mampu memiliki anak, baik karena alasan medis maupun alasan lainnya. Dalam hal ini, Islam memperbolehkan pasangan tersebut untuk melakukan perawatan medis seperti program bayi tabung atau adopsi untuk mendapatkan keturunan.
Namun, jika seorang pasangan memilih untuk tidak memiliki anak tanpa alasan medis yang jelas, hal ini bisa dianggap sebagai suatu pelanggaran terhadap perintah Allah SWT. Karena itu, dalam Islam disarankan agar setiap pasangan suami istri mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan Allah telah menjadikan bagi kalian dari diri kalian sendiri pasangan, dan dari pasangan itu Dia menjadikan banyak laki-laki dan perempuan.” (QS An-Nahl: 72). Ayat ini menunjukkan bahwa memiliki anak adalah bagian dari rencana Allah SWT untuk manusia.
Sebagai umat Islam, kita harus selalu berusaha untuk menjalankan perintah agama dengan sebaik mungkin, termasuk dalam hal memiliki keturunan. Namun, jika ada alasan yang membolehkan seseorang untuk tidak memiliki anak, seperti alasan medis yang tidak memungkinkan, maka itu bisa menjadi suatu pengecualian.
Dalam Islam, keputusan untuk tidak memiliki anak sebaiknya diambil setelah dipertimbangkan dengan matang dan dengan memperhatikan pandangan agama. Karena pada akhirnya, kebahagiaan dan kesuksesan seseorang tidak hanya dinilai dari seberapa banyak keturunan yang dimiliki, tetapi juga dari sejauh mana seseorang menjalankan perintah Allah SWT dengan baik.