Pakar kesehatan mendesak untuk mendorong penerapan Terapi Penggantian Nikotin (THR) guna mengurangi risiko merokok di Indonesia. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi perokok di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 32,8% dari total penduduk.
THR merupakan salah satu metode terapi yang dapat membantu para perokok untuk berhenti merokok. Terapi ini melibatkan penggunaan produk pengganti nikotin, seperti permen karet, plester, atau inhaler, yang bertujuan untuk mengurangi keinginan seseorang untuk merokok.
Para pakar kesehatan meyakini bahwa dengan mendorong penerapan THR, para perokok akan memiliki alternatif yang lebih aman untuk mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok. Selain itu, dengan adanya pilihan terapi ini, diharapkan akan semakin banyak orang yang bersedia untuk berhenti merokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Namun, meskipun manfaat dari THR sudah terbukti, masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya terapi ini. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi yang lebih luas dan intensif mengenai manfaat dan cara penggunaan THR bagi para perokok.
Sebagai negara dengan tingkat perokok yang tinggi, Indonesia perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi risiko merokok. Dengan mendorong penerapan THR, diharapkan dapat membantu mengubah pola pikir masyarakat mengenai merokok dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.